Konsep dasar pengajaran bahasa Indoesia di perguruan tinggi sesungguhnya sangat berbeda dengan pengajaran Bahasa Indonesia pada level pendidikan sebelumnya, kalau di pendidikan dasar menengah lebih menekankan pada struktur kebahasaan yang hasil akhirnya adalah dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, namun di perguruan tinggi adalah pengembangan dari itu semua, yaitu kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar untuk diaplikasikan pada aspek komunikasi baik tertulis, verbal ataupun gabungan dari beberapa perangkat, sehingga mahasiswa mempunyai bekal yang cukup dan mempunyai kemampuan untuk dapat mengkomunikasikan ide-ide briliannya dimasa yang akan datang apabila mereka sudah betul-betul berada di tengah masyarakat.
Tiga elemen pokok pengajaran Bahasa Indonesia di perguruan tinggi, yaitu :
Dari semua komponen tersebut, karena kita bangsa Indonesia, berada di Indonesia dan ditujukan juga lebih banyak ke audien orang Indonesia, maka yang terpenting disini adalah kemampuan berbahasa Indonesia.
Tiga elemen pokok pengajaran Bahasa Indonesia di perguruan tinggi, yaitu :
- Pengamalan Sumpah Pemuda dan UUD 45: mengapa elemen ini di masukkan, karena para pendahulu kita para generasi muda di masa sebelum kita merdekapun sudah bersumpah, sudah bertekat untuk menjunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan kita, kita sebagai generasi penerusnya sudah selayaknya dan wajib untuk meneruskan dan mengembangkan tekat tersebut, sehingga bahasa Indonesia dapat tetap utuh menjadi bahasa persatuan Negara, budaya, ekonomi, pertahanan dan sebagainya.
- Berbahasa Indonesia yang baik dan benar, setelah kita bertekat untuk sama-sama mengembangkan bahasa Indonesia juga tentu saja, kita sebagai bangsa Indonesia akan menjadi contoh bagi negara lain yang ingin berbahasa Indonesia, sehingga kita wajib untuk dapat berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
- Komunikasi Ide, bahasa adalah salah satu perangkat utama dalam transformasi ide, sehebat apapun ide, gagasan, ataupun pemikiran yang ada di kepala, tidak akan berubah jadi apapun tanpa kemampuan untuk mengkomunikasikan ide kita kepada pihak lain, bahkan kemampuan komunikasi ini adalah salah satu unsur dari EQ, dan EQ adalah 80 % dari pendukung kesuksesan kita dalam bidang apapun.
- Komunikasi tertulis, jenis komunikasi ini untuk memulai sebuah penuangan ide dan sekaligus mengakhirinya, artinya ide seseorang harus mampu ditulis, baik berupa naskah, artikel ataupun bentuk umum tulisan lainnya agar sampai kepada pihak yang dituju, setelah ide itu dilaksanakan, kembali dituntut kemampuan menulis ini, misalnya untuk membuat laporan dan sebagainya.
- Komunikasi Verbal, setelah tulisan itu terbaca, maka pemilik ide harus mampu menjelaskan, disini komunikasi verbal sangat diperlukan, baik komunikasi orang per orang, audien ataupun kepada dunia, disini dituntur kemampuan berpidato, dan berpresentasi.
- Techno Communication, artinya pemilik ide harus mampu mengkomunikasikan secara teknologi, terutama teknologi informasi, misalnya melalui media sosial, web site dan sebagainya, disini kemampuan dan kreatifitas tambahan diperlukan, misalnya kemampuan dalam mengopersikan power point, membuat dan mengoperasikan web, dan teknik-teknik lainnya yang saat ini berkembang sangat cepat bahkan dalam hitungan detik.
Dari semua komponen tersebut, karena kita bangsa Indonesia, berada di Indonesia dan ditujukan juga lebih banyak ke audien orang Indonesia, maka yang terpenting disini adalah kemampuan berbahasa Indonesia.